SURABAYA (tribratanews.jatim.polri.go.id) – Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin menggelar analiasa dan evaluasi (anev) lalu lintas selama tahun 2023. Terkait lalu lintas, ada peningkatan mobilisasi di jalan raya.
“ Ada 16 -22 persen sehari. Akses jalan tol 250.930 kendaraan. Alhamdulillah hasil pantauan semalam, seluruh titik ruas jalan menjadi target atensi kami. Tidak ada kendala berarti lantaran diantaranya seluruh dikelola baik melalui upaya rekayasa atau pengalihan dan penutupan jalan sehingga akses jalan bis lancar,” ujar Dirlantas dihadapan para awak media, Rabu (3/01/2024).
Selain itu, juga seluruh perlintasan titik lajur menjadi perhatian dan tidak ada kendala berarti. Demikian halnya perjalanan masyarakat sarana transportasi di stadiun, bandara, pelabuhan dengan peningkatan cukup tinggi. Contoh di terminal Bungurasih ini tingkat mobilisasi mencapai 486.727.
Selama ops Lilin mulai 22 Desember 2023 – 2 Januari 2024 terjadi 747 kasus laka lantas ini mengakibatkan terjadi 39 orang meninggal dunia, 43 luka berat dan 1.105 luka ringan. Hal ini terjadi 50 kajadian sehingga turun 6 persen, dari tahun sebelumnya . Lanjut jumlah yang meninggal dunia turun mencapai 9 persen. Luka berat 16 persen. Dari tahun sebelumnya, korban meninggfal dunia mencapai 43 orang.
Masih kata Dirlantas, bahwa selama pelaksanaan operasi Lilin Semeru 2023 ternyata masih cukup banyak para pengguna jalan terpaksa dilakukan penindakan. Dalam pelaksanaan operasi. Tercarat penindakan pelanggaran tilang etle atau statis 4.427 pelanggar. Naik 972 persen. Etle mobil naik 39 persen, 2.211. Dan teguran dikeluarkan 37.168.
“Jadi kalua kami simpulkan bahwa selama operasi Lilin Semeru 2023 secara kuantitas dan kualitas angka laka menurun termasuk tingkat fatalitas juga menurun. Namun tentu jadi perhatina bersama karena target untuk memaksimalkan upaya pencegahan meminimalisir jatuhnya korban,” tandasnya.
Sementara anev lalu lintas merupakan momentum perhantian tiap tahun. Penataan perbaikan dari sektor bidang lalu lintas. Termasuk menjadi sorotan adalah upaya bersama. Seperti melibatkan stake holder dan masyarakat untuk meminimalisir tingkat pelanggaran dan potensi kecelakaan.
Selama setahun, Januari – Desember 2023 di Jawa Timur tercatat 31.973 kasus kecelakaan. Dari jumlah angka itu cukup memprihatikan karena terjadi laka lantas mengakibatkan 5.239 tewas, 364 luka berat dan 42.972 korban luka ringan.
Secara kuantitas ada peningkatan angka kecelakaan. Secara kualitas fatalitas menurun, ini ada selisih 122 korban. “ hal ini jadi catatan bersama bahwa korban berjatuhan akibat dari ketidakpatuhan. Pengemudi bisa ugal ugalan cukup banyak. Tentu dengan kebersamaan kita upaya penataan edukasi empati untuk kita sama menekan angka laka lantas di jalan raya,” lanjut Dirlantas.
Disinggung pula selama kurun waktu setahun, ini berdadarkan pola waktu, terjadinua laka. Hal ini sering terjadi pada pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, ini banyak terjadi kasus laka. Fataliti rate wilayah dengan tingkat rate tertinggi berada di Pelabuhan tanjung perak ranking pertama, ranking kedua Jember dan ketiga adalah Bojonegoro. I
“ Jadi daerah fataliti rate mencapai antara 22 – 26 persen. Artinya dari 100 laka 20 persen berakibat meninggal dunia. Untuk wilayah kasus tertinggi pertama ditempati wilayah Sidoarjo. selama setahun tercatat 2.102 kecelakaan lalu lintas (laka lantas) dan 287 korban meninggal. Tuluagung 1.485 laka, 144 meninggal dan di Jombang terjadi 1.475 kasus ini 228 orang meninggal,” tanadsnya.
Untuk itulah, Dari itu semua maka diawali pada tahun 2024 menggelar program diantaranya ajakan kepada masyrakat untuk berimpati terkait lalu lintas. Program atau inovasi yang diluncurkan oleh Ditlantas Polda Jatim adalah “Mahameru Lantas”. Tujuannya mewujudkan harmoni masyarakat empati.
“Saya berharap masyarakat empati bersama seperti ikut menegur manakala ada pelanggaran lalu lintas yang menyimpang. Karena setarinya pelanggaran perilaku menyimpang bukan hanya mengancam pengendra tapi juga mengancam orang lain,” pungkasnya.
Sementara itu, kendraan terlibat laka selama kurum waktu setahun, seperti biasa didominiasi motor. Ini tercatat 44.839 kasus. Urutan kedua mobil barang 5.836 kasus, mobil penumpang. Terakhir bis.
Secara umum faktor penyebab laka human eror. Selebihnya faktor kendaraan turut mempengaruhi, revitaliasi kelaikan kendaraan umum. (mbah)
Discussion about this post